Demam "Glow-Up" dan "Quiet Quitting" Mengguncang TikTok: Tren Terbaru yang Mengubah Lanskap Media Sosial

Demam "Glow-Up" dan "Quiet Quitting" Mengguncang TikTok: Tren Terbaru yang Mengubah Lanskap Media Sosial

TikTok, platform video pendek yang selalu berdenyut dengan tren baru, kembali menyajikan fenomena menarik. Bukan hanya tarian viral atau filter wajah yang menghiasi FYP (For You Page) kita, tetapi juga tren yang mencerminkan perubahan perilaku dan persepsi generasi muda. Saat ini, dua tren dominan sedang mendominasi: "Glow-Up" yang menonjolkan transformasi diri, dan "Quiet Quitting" yang mengeksplorasi batas antara kehidupan profesional dan personal. Kedua tren ini tidak hanya viral, tetapi juga memicu diskusi yang luas tentang identitas, kesejahteraan mental, dan dinamika tempat kerja.

Tren "Glow-Up" menampilkan transformasi fisik dan mental pengguna, mulai dari perubahan gaya rambut dan pakaian hingga perjalanan personal yang mendalam. Video-video ini sering kali diiringi musik yang emosional dan montase foto atau video yang menunjukkan proses perubahan. Kepopulerannya menunjukkan keinginan pengguna untuk mengekspresikan perjalanan mereka menuju versi diri yang lebih baik, baik secara fisik maupun mental.

"Ini bukan sekadar tentang penampilan fisik," ujar Sarah (22), seorang pengguna TikTok yang videonya tentang "Glow-Up" telah ditonton jutaan kali. "Ini tentang menerima diri sendiri, mengatasi tantangan, dan merayakan setiap kemajuan yang kita capai. TikTok menjadi tempat yang aman untuk berbagi proses ini dengan orang lain yang memiliki pengalaman serupa."

Sementara itu, "Quiet Quitting" mengambil pendekatan yang berbeda. Tren ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, dengan menolak budaya kerja lembur dan melampaui batas yang telah ditentukan. Pengguna membagikan tips dan trik untuk tetap produktif di tempat kerja tanpa mengorbankan waktu luang dan kesejahteraan mereka.

"Saya merasa terbebani oleh ekspektasi untuk selalu ‘on’ dan selalu tersedia," kata David (28), seorang pekerja kantoran yang aktif membahas "Quiet Quitting" di TikTok. "Tren ini membantu saya menyadari bahwa saya berhak untuk menetapkan batasan dan memprioritaskan kesehatan mental saya. Ini bukan tentang malas bekerja, tetapi tentang bekerja dengan cerdas dan efisien."

Kedua tren ini menunjukkan bagaimana TikTok telah berevolusi dari sekadar platform hiburan menjadi platform yang memfasilitasi diskusi sosial yang penting. Perkembangannya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti peningkatan kesadaran akan kesehatan mental, perubahan dinamika tempat kerja, dan keinginan generasi muda untuk mengekspresikan diri dengan jujur dan autentik. Influencer dengan basis pengikut yang besar turut berperan dalam memperluas jangkauan tren ini, mendorong diskusi dan inspiratif bagi para pengguna lainnya.

Menurut pakar media sosial, Dr. Anya Sharma, "TikTok telah menjadi ruang publik yang dinamis di mana tren berkembang dengan cepat dan memengaruhi perilaku pengguna secara signifikan. Tren seperti ‘Glow-Up’ dan ‘Quiet Quitting’ mencerminkan perubahan nilai dan prioritas generasi muda, dan platform ini menjadi tempat mereka untuk saling mendukung dan berbagi pengalaman."

Di masa depan, kita dapat mengharapkan lebih banyak tren di TikTok yang mencerminkan isu-isu sosial dan budaya yang relevan. Platform ini akan terus menjadi tempat eksperimentasi dan ekspresi diri, membentuk percakapan publik dan memengaruhi cara kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita. Tren yang bersifat positif dan mendorong pertumbuhan pribadi, seperti "Glow-Up", kemungkinan akan terus berkembang, sementara tren seperti "Quiet Quitting" akan memicu diskusi lebih lanjut tentang reformasi tempat kerja dan keseimbangan kehidupan kerja. TikTok, sebagai cerminan dari masyarakat, akan terus merefleksikan dan membentuk evolusi nilai-nilai dan perilaku generasi muda.

About The Author